Tak terasa bulan Ramadhan telah hampir meninggalkan kita. Ramadhan telah sampai dipertengahan bulan-nya tetapi hiruk pikuknya masih kental terasa. Walaupun Ramadhan kali ini agak berbeda dari ramadhan sebelumnya tetapi tetap menghadirkan keistimewaan tersendiri untuknya. Suasana sahur dan berbuka di ramadhan kali ini memberikan momen-momen tak kalah indahnya. Senyuman dan tawa atas kenikmatan yang disajikan dalam bentuk menu-menu kue berbuka puasa masih memberikan filosofi-nya tersendiri.
Seperti biasanya, di bulan Ramadhan ini tradisi berbuka puasa dengan kue tradisional bagi orang indonesia masih sangat kental. Orang-orang masih tetap mencari jajanan tradisional khas indonesia yang disebut takjil ini untuk menemani keluarga mereka berbuka puasa. Saat bulan Ramadhan seperti ini, hal yang paling ditunggu-tunggu tentunya adalah waktu berbuka puasa. Suara adzan maghrib Menjadi hal yang paling ditunggu dan terdengar lebih merdu dari hari-hari biasanya. Hehehehehe. Setelah berpuasa menahan hawa nafsu, lapar dan dahaga sehari penuh, tentu berbuka puasa memberikan kenikmatan tersendiri bagi kita. Rasanya seperti menang dari duel mematikan gitu. Hahahaha. Mulai deh imajinasinya ngawur.
Menu berbuka pun seringkali lebih istimewa dari biasanya. Dimulai dari ragam takjil atau menu untuk menyegerakan berbuka, seperti kolak pisang, es buah, kue tetu, onde-onde, kurma dan sebagainya hingga makanan berat yang tak jarang memang dibuat khusus untuk berbuka puasa.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa bulan Ramadhan selalu menyisakan cerita indah, lembar demi lembar kenangan akan membuat kita terhanyut dalam suasana yang begitu dirindukan ini. Buka bersama adalah satu dari rangkaian indah yang mewarnai datangnya Bulan Ramadhan. Lebih dari sekedar menyantap aneka hidangan, buka bersama bukan sekedar rutinitas wajib saat Ramadhan tiba. Meski sebuah ajang temu kangen, berkumpul dan akhirnya menikmati menu berbuka bersama-sama baik dengan keluarga, teman, ataupun kerabat. Bukan ini sebenarnya tujuan yang diharapkan dari buka bersama.
Bersilaturahmi, itulah esensi yang aku tangkap dari semua rangkaian acara buka bersama yang pernah aku ikuti dan bulan Ramadhan adalah momen yang tepat bagi kita semua untuk menyambung tali silaturahmi melalui kegiatan buka bersama. Tetapi bulan Ramadhan 2020 ini sangat berbeda dari sebelumnya, buka bersama yang biasanya dilakukan di Ramadhan sebelumnya tak bisa di lakukan karena mengharuskan kita tinggal dirumah dan menjaga jarak. Aku sih berharap teman teman yang biasanya buka bersama tetap menjaga esensinya Ramadhan kali ini yaitu menjalin silaturahmi. Jarak bukan jadi penghalang untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi. Bukankah itu tradisi kita sebagai warga Indonesia?
Sungguh Indahnya bulan suci umat islam ini..
Oh iyaa, bicara tentang kue, Negara kita Indonesia memiliki berbagai makanan kue tradisional, lo. Setiap daerah memiliki kue khas-nya sendiri dari bentuk, warna sampai penyajiannya berbeda-beda. Tetapi itulah indonesia, berbeda-beda tetapi tetap satu atas nama NKRI atau semboyannya yang biasa kita kenal "Bhineka Tunggal Ika". Dari Sabang sampai Merauke banyak kue memiliki cita rasa unik yang membuat siapapun jatuh cinta. Menariknya, beberapa kue di Indonesia memiliki arti tersendiri, lo.
Yukk simak 5 filosofi kue berikut yang sudah aku rangkum! Oh iyaa teman-teman, pada artikel ini aku hanya ngerangkum 5 saja karena menurutku kue dibawah ini yang sering di sajikan pada saat bulan Ramadhan khususnya di keluarga ku, lo. Hehehehe.
1. Kue Lapis Legit
Asal Usul Kue Lapis Legit
Lapis legit atau spekuk (bahasa belanda: Spekkoek) adalah salah satu jenis kue basah tradisional dari Indonesia. Kue ini pertama kali dikembangkan pada masa kolonial Belanda di Indonesia yang terinspirasi dari kue lapis Eropa. Lapis legit dibuat dari berbagai macam rempah-rempah yang memang sangat disukai oleh orang-orang Eropa, di antaranya adalah kapulaga, kayu manis, cengkeh, bunga pala, dan adas manis sehingga rasanya sangat khas kaya akan aroma rempah. Kue berbahan dasar kuning telur, tepung terigu, gula, dan mentega/margarin ini memiliki cita rasa yang manis dengan tekstur yang lembut namun kokoh. Adonan kue dipanggang dalam oven secara bertahap hingga membentuk lapisan-lapisan yang umumnya berjumlah 18 lapisan atau lebih. Karena banyaknya lapisan pada lapis legit, kue ini dikenal juga dengan sebutan kue seribu lapis.
Filosofi Kue Lapis Legit
Seperti yang teman-teman tahu, kue Lapis Legit adalah sajian khas pada perayaan besar Indonesia, terutama acara Imlek. Bentuk cake yang berlapis-lapis dipercaya sebagai simbol kemakmuran yang berlapis atau keuntungan yang terus bertambah.
Selain itu, tahap pembuatannya yang rumit demi menghasilkan Lapis Legit yang lezat ini melambangkan perjalanan hidup seseorang dalam mewujudkan impiannya. Meskipun sulit dan membutuhkan proses panjang, hasilnya pastilah memuaskan dan patut dibanggakan.
2. Kue Tetu/Kue Perahu
Asal Usul Kue Tetu/Kue Perahu
Kue tetu, dibanyak daerah disebut kue perahu, merupakan olahan khas dari Kota Palu. Dibuat dari tepung terigu dengan campuran santan kental. Ditambahkan pula gula merah cair di bagian dalamnya.
Sebetulnya, kue tetu merupakan penganan khas dari Suku Mandar. Kue ini ditemukan di banyak tempat di Pulau Sulawesi. Seperti dikutip Jejak-Jejak Mandar: Kamus, Sejarah, Kebudayaan dan Ensiklopedia Tokoh, tetu menjadi penganan terlezat khas dari Suku Mandar di Mandar dan Mamuju, Sulawesi Barat. Diketahui, Suku Mandar yang berjumalah sekitar 1,2 juta jiwa menempati beberapa wilayah mulai dari Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga ke Kalimantan.
Penamaan kue perahu di daerah lain karena wadahnya menyerupai perahu. Biasanya dibuat dari daun pisang. Sementara Suku Mandar membuat wadah kue tetu menggunakan menggunakan pandan wangi. Pandan terlebih dahulu dijemur supaya lebih elastis atau tak mudah retak.
Kue tetu terbuat dari tepung terigu dan santan. Pada wadah terlebih dahulu diberi gula merah atau campuran dengan gula putih. Setelah itu baru adonan cair dituang ke atasnya. Kue tetu dimasak dengan cara dikukus hingga matang atau mengental.
Kue tetu terkenal sangat wangi, gurih, sedikit asin, dan manis gula merah. Biasanya dimakan dengan cara disendok hingga ke bagian dasar gula merah. Sangat cocok dimakan dalam keadaan dingin.
Filosofi Kue Tetu/Kue Perahu
Kue tetu/kue perahu merupakan kue khas Sulawesi yang memiliki cita rasa yang enak dan menjadi primadona bagi warga Sulawesi dalam momen bulan Ramadhan yang selalu disajikan ketika waktu berbuka puasa. Filosofi dari kue ini sendiri aku ambil dari temanku Muh. Wawan Dg. Matase dan Siti Rahma. Menurut Muh. Wawan Dg. Matase, kue tetu memiliki makna bahwa kue tetu bisa menyatukan dua hal yang berbeda, karena dalam satu wadah menyatukan kedua rasa yg berbeda, jadi bisa di bilang dua insan dua hati dalam satu rasa.
Sedangkan menurut Siti Rahma, kalau hanya ada dua rasa dalam kue tetu maka kue tetunya akan ennek. (enak sih tepung+gula merah) tp kalau sering dimakan terasa bosan. supaya tetunya enak maka ada sedikit penyedap yang secara rahasia dimasukan ke dalamnya dan jarang yang mengetahuinya (dia adalah sedikit taburan garam), dengan begitu walaupun kue tetu dimakan berkali-kali terasa nikmat dan tak bosan, dan yang nampak hanya tepung+gula merah padahal ada rahasia penyedap di dalamnya yang tak nampak tapi nikmat. Jadi, bisa disimpulkan menurutnya bahwa dua rasa dua hati dalam satu wadah akan hilang jika tidak ada bumbu cinta ditambahkan didalamnya. Hahahahaha.. mereka spesialis banget tentang cinta, lo.
3. Kue Barongko Pisang
Asal Usul Kue Barongko Pisang
Barongko merupakan makanan khas Bugis-Makassar yang terbuat dari pisang yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir, dan garam. Kemudian dibungkus daun pisang lalu dikukus. Jika sudah matang, dimasukkan ke dalam kulkas.
Dahulu, Barongko disajikan sebagai hidangan penutup bagi para raja Bugis. Selain itu juga sering disajikan saat acara adat seperti sunatan, akikah, pernikahan, syukuran dan lain sebagainya. Hingga kinipun Barongko masih biasa disajikan saat pesta adat. Selain itu pula, Barongko masih dapat dijumpai ketika bulan Ramadhan sebagai menu untuk berbuka puasa
Untuk membuat Barongko ini haruslah dikerjakan oleh orang yang sudah berpengalaman. Dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas rasa dan kelezatan yang khas dari Barongko. Karena itulah Barongko tidak mudah dijumpai di pasaran.
Filosofi Kue Barongko Pisang
Kue barongko mempunyai nilai filosofis kejujuran. Bahan utama yang terbuat dari pisang dibungkus kembali dengan daun pisang merepresentasikan kejujuran.
Maknanya adalah, apa yang terlihat di luar harus sama dengan apa yang ada di dalam diri kita. Hal ini tentunya mengajarkan kita bahwa apa yang diucapkan harus sama dengan apa yang dilakukan, dan apa dikerjakan harus sama dengan apa yang dirasakan. Makna lainnya adalah apa yang terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang dilakukan.
Karena nilai budayanya inilah maka kue tradisional barongko ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2017 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Jadi, jika suatu saat teman-teman merasa dikhianati atau merasa nilai kejujuran semakin memudar, ingat masih ada barongko "Si Manis-Lembut" khas masyarakat Bugis yang hingga sekarang masih tetap dipertahankan eksistensi rasa dan nilai filosofisnya.
4. Kue Pisang Ijo
Asal Usul Kue Pisang Ijo
Pisang ijo atau es pisang ijo adalah sejenis makanan khas di Sulawesi Selatan, terutama di kota Makassar. Makanan ini terbuat dari bahan utama pisang yang dibalut dengan adonan tepung berwarna hijau. Cara memasaknya dengan mengukus di dandang. Adonan tersebut dibuat dari tepung, air, dan pewarna hijau yang terbuat dari campuran air dengan daun suji atau pandan.
Filosopi Kue Pisang Ijo
Komponen utama dalam menu ini sudah tentu pisang, namun mungkin bagi beberapa orang yang baru saja mendengar nama kudapan ini akan merasa bingung mengapa pisang berwarna hijau yang dipilih?
Jangan salah ya, makna dari pisang hijau bukan merujuk pada warna kulit buah ini saat masih mentah.
Warna pada es pisang ijo yang menjadi ikon populer dari Makassar ini juga mengandung filosofi tersendiri bagi masyarakat Bugis, Makassar. Warna hijau melambangkan kesakralan dan suci, selain itu mampu memberikan rasa sejuk dan tentram. Keanggunan, sopan santun, serta bertutur kata yang baik juga menjadi filosofi tersendiri yang dapat dipetik dari makna es pasang ijo.
5. Kue Klepon
Asal Usul Kue Klepon/Onde-onde
Klepon atau kelepon adalah sejenis makanan tradisional atau kue tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok jajanan pasar. Makanan enak ini terbuat dari tepung beras ketan yang dibentuk seperti bola-bola kecil dan diisi dengan gula merah lalu direbus dalam air mendidih. Klepon yang sudah masak lalu digelindingkan di atas parutan kelapa agar melekat, sehingga klepon tampak berbalur parutan kelapa. Biasanya klepon diletakkan di dalam wadah yang terbuat dari daun pisang.
Di Sumatra, Sulawesi, dan di Malaysia, klepon disebut "onde-onde", sedangkan di Jawa dan bagian lain di Indonesia penganan yang disebut onde-onde adalah bola tepung beras berisi adonan kacang hijau yang dibaluri biji wijen. Perbedaan penyebutan antara di Jawa dan Sumatra-Malaysia ini sering kali menjadi penyebab kekeliruan dan kerancuan dalam mengartikan onde-onde. Klepon biasa dijajakan dengan getuk dan cenil (juga disebut cetil) sebagai camilan di pagi atau sore hari. Warna klepon biasanya putih atau hijau tergantung selera. Untuk klepon dengan warna hijau, perlu ditambahkan bahan pewarna dari daun suji atau daun pandan.
Filosopi Kue Klepon/Onde-onde
Onde-onde terbuat dari beras ketan yang sangat lengket. Ini menunjukkan bahwa di antara onde-onde kalau dicampur pastilah saling menempel, seperti kita selalu menempel juga dengan orang orang yang kita sayangi.
Onde-onde yang berwarna hijau, sebagai pertanda bahwa kita itu hidup, hijau. Belum kuning atau pun bahkan merah. Hati ini haruslah tetap hijau agar bisa merasakan apa yang ada di sekitar kita.
Onde-onde bentuknya bulat juga seperti bulatan bulatan yang selalu berputar tidak tahu mana ujung, mana akhir. Bulatan onde-onde juga tidak bisa bulat sebulat bulatnya, selalu saja ada yang tidak rata, begitu pun hidup tidak ada yang berjalan benar, pasti ada ketidaksempurnaannya.
Sebelum jadi onde-onde yang enak maka harus direbus dengan air mendidih. Kalau mau jadi pribadi yang tangguh juga harus direbus dulu. Direbus dalam kawah kehidupan. Diuji dengan segala macam cobaan. Jika bisa melaluinya dengan sabar dan ikhlas, maka akan jadi onde-onde yang enak, maka bersabarlah dan ikhlaslah.
Onde-onde seringkali disajikan dengan parutan kelapa. Kelapa sebelum jadi pelengkap sajian onde-onde harus melalui berbagai fase. Pertama kulit kelapa atau sepet dan batok kelapa yang keras. Kedua lapisan tipis seperti kulit ari berwarna kecoklatan sampai kehitaman di dalam batok kelapa. Ketiga, baru sampai pada buah kelapa. Tetapi buah ini masih utuh bulat. Maka butuh yang keempat, kelapa harus diparut dengan alat parut yang baik.
Begitu pula tingkat kehidupan ini, pertama adalah sepet dan batok rumit, keras, susah. Itu seperti syariat, yang harus dijalankan. Kental suasana fikihnya, yang wajib hendaknya dilaksanakan.
Kedua, lapisan tipis. Itu seperti tingkatan tarikat. Perlu pembersihan dengan teliti, hati-hati dan sungguh-sungguh. Hati juga jika tak pernah dibersihkan akan kotor. Selalu berhati hati dalam menjalani hidup ini.
Ketiga, buah kelapa. Meski pun sudah bisa dimakan, tetapi belum mencapai fungsi yang sempurna. Itu seperti hakikat. Sudah sampai pada tujuan tetapi belum final.
Keempat, untuk menuju fungsi yang sebenarnya atau bisa di sebut makrifat, maka buah kelapa tadi harus diparut. Harus dihaluskan lagi. Barulah dia bisa dikatakan menuju fungsi yang sebenarnya.
Begitu juga kita manusia, untuk mencapai fungsi kita yang sebenar-benarnya tentulah tidak akan mudah, masih harus berjuang, direbus dan diparut. Tapi itulah kehidupan di dunia.
Semoga bermanfaat.
SUMBER:
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lapis_legit
2. https://www.google.com/amp/s/merahputih.com/post/amp/kue-tetu-kue-paling-enak-dari-suku-mandar
3. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Barongko
4. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pisang_ijo
5. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Klepon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar